Minggu, 19 Desember 2021

Bukti Adanya Allah Menurut al-Farabi


Allah adalah pencipta alam semesta dengan cara melimpahkan kesempurnaanNya. Demikian dikatakan oleh al-Farabi dalam teori emanasinya. Menjadi pertanyaan menarik, siapakah Allah yang melimpahkan kesempurnaan-Nya itu? Apakah Allah itu tunggal atau jamak? Bagi al-Farabi, Allah yang tidak kelihatan itu sekaligus bisa diketahui dan bisa tidak diketahui. Budi manusia yang terbatas sangat sulit mengetahui siapakah Allah itu. Namun, dalam metafisika teologisnya, al-Farabi memberikan dalil agar manusia dapat mengerti secara rasional akan adanya Allah beserta sifat-sifat-Nya. 

Allah itu terbukti ada, demikian kesimpulan al-Farabi. Buktinya bahwa benda yang bergerak di dunia ini tidak mungkin dapat bergerak dari dirinya sendiri, melainkan harus ada penggerak yang tidak dapat digerakkan oleh penggerak yang lain. Teori kausalitas juga dapat memberi bukti bahwa tidak mungkin memikirkan suatu rentetan seri sebab sampai penyebab yang tidak terbatas, dan pastilah ada penyebab yang tidak disebabkan oleh yang lain, yakni Allah. Selain itu, keberadaan dunia sebagai ada tergantung (kontingen) menjadi jelas bahwa pastilah ada pengada yang adanya tidak disebabkan oleh pengada yang lain. Dan bagi al-Farabi, Dia itulah Allah.

Allah sebagai penyebab pertama merupakan Aktus Murni yang tidak tercampur dengan potensialitas, maka sifatNya pasti tidak bergerak. Allah sebagai pengada yang adanya tidak disebabkan mengindikasi bahwa Allah itu juga tidak terbatas, sebab jika Ia terbatas, maka Ia pasti disebabkan oleh pengada yang tidak terbatas lainnya. Selain itu, bagi al-Farabi, Allah itu Esa. Esa dalam diri Allah berarti Ia itu tak terbagi, sebab kalau ada dua Allah, akan ada kemiripan dan sebagian perbedaan yang satu dengan yang lain, dengan begitu simplisitas masing-masing akan merupakan hal yang mustahil. Allah itu bebas dari komposisi substansi, aksiden, essensi, maupun eksistensi. Oleh karenanya, Allah itu simple sebab Ia bebas dari segala komposisi fisik maupun metafisik.

Komentar Pribadi

Dengan sangat rasional, al-Farabi telah membuktikan keberadaan Allah, Sang Pencipta. Bagi penulis, pengakuan akan Allah sebagai Sang Pencipta belum berarti adanya perjumpaan dengan Allah. Sampai batas waktu yang tidak diketahui, Allah adalah misteri. Artinya bahwa tidak ada ide atau konsep tentang Allah. Seorang pun tidak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa Allah itu “tidak terdeteksi”. Manusia memang tidak dapat mengerti atau memahami Allah, tetapi ia dapat mengenal-Nya. Manusia hanya mampu mengandalkan anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta, yakni keinginan kuat untuk mengerti dan mengenal. Walaupun demikian, manusia harus tetap sadar akan kelemahan dan keterbatasannya. Manusia, untuk dapat mencapai paham akan Allah, harus mengakui Sang Pencipta sebagai dasar dan sumber hidupnya. Manusia juga harus memainkan peran imannya untuk membantu rasionya dalam menemukan dan mengenal Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Filsafat Pengetahuan dalam Kehidupan Sehari-hari

              Filsafat pengetahuan adalah satu dari beberapa cabang ilmu filsafat yang secara lebih mendalam membahas tentang manusia dan ...