Minggu, 19 Desember 2021

KATEKUMEN Menurut Kitab Hukum Kanonik Kanon 206


Kan. 206 §1 Berdasarkan alasan khusus, juga dikaitkan dengan Gereja para katekumen, yang, atas dorongan Roh Kudus, memohon dengan kehendak jelas untuk diinkorporasi dalam Gereja; dan karenanya dengan kerinduan itu sendiri, seperti juga dengan kehidupan iman, harapan dan kasih yang dijalankannya, digabungkan dengan Gereja yang menyayangi mereka sudah sebagai anak-anaknya sendiri. 

 §2 Para katekumen mendapat perhatian khusus dari Gereja; seraya mengundang mereka untuk menghayati hidup injili dan mengantar mereka merayakan liturgi suci, Gereja sudah melimpahkan kepada mereka pelbagai hak istimewa (praerogativa), yang khas bagi orang-orang kristiani. 

Kanon 204 telah memberikan perbedaan mendasar antara orang-orang yang telah menerima baptisan dan mereka yang tidak; dengannya pembaptisan menjadi penentu posisi dalam persekutuan dengan Gereja Katolik. Sedangkan kanon 206 membahas situasi khusus para katekumen, yaitu orang-orang yang belum dibaptis yang meminta untuk bergabung ke dalam Gereja Katolik. Dalam situasi tertentu, para katekumen belum menikmati persekutuan dengan Gereja Katolik karena mereka belum memenuhi persyaratan esensial dari baptisan.

Katekumen (catechumenus) adalah orang yang belum pernah dibaptis, dan sedang mempersiapkan diri untuk menerima sakramen baptis dalam Gereja Katolik; atau orang yang pernah dibaptis di Gereja Kristen, dan sedang mempersiapkan diri untuk diterima secara resmi dalam Gereja Katolik. Masa persiapannya disebut dengan Katekumenat. Lalu masa katekumenat biasanya berlangsung selama satu tahun, tetapi tetap tergantung pada kebijakan pastor paroki masing-masing.

Penerimaan sakramen baptis haruslah disiapkan dengan semestinya. Karena itu, orang dewasa yang bermaksud menerima sakramen baptis hendaknya diterima dalam Katekumenat dan sejauh mungkin dibimbing lewat pelbagai tahap, menurut tata-perayaan inisiasi yang telah disesuaikan oleh Konferensi Para Uskup. Seorang dewasa hanya dapat dibaptis bila ia telah menyatakan keinginannya untuk menerima baptis, mendapat pengajaran yang cukup mengenai kebenaran-kebenaran iman dan kewajiban-kewajiban Kristiani, dan telah teruji dalam hidup Kristiani melalui Katekumenat.

Dalam buku III tentang “Tugas Gereja Mengajar” mengacu pada Katekumenat dalam judul II, “Kegiatan Misionaris Gereja” (kan. 781-792). Kanon-kanon tersebut menggambarkan periode pra-katekumenat (kan. 788, 1; lihat kan. 787 untuk dialog awal dengan orang-orang yang tidak percaya); katekumenat itu sendiri (kan. 788, §2), dan periode pasca-katekumenat (kan. 789). Orang dewasa yang ingin dibaptis harus melalui tahap-tahap sebagai berikut: masa pra-Katekumenat (simpatisan menjadi ketekumen), yaitu masa pemurnian motivasi calon, sebab baptis menuntut pertobatan dan iman; masa Katekumenat menjadi calon baptis, di mana para calon baptis diberikan pengajaran dan pembinaan iman, agar mereka memahami siapa Kristus dan gereja, dan apa artinya menjadi Kristus; masa calon baptis menjadi baptisan baru, di mana para calon baptis menjadi persiapan baptisan dan penerimaan menjadi anggota Gereja Katolik.

Hak Istimewa para Katekumen

Meskipun para katekumen tidak menikmati persekutuan dengan Gereja Katolik, mereka tetap bergabung dengan Gereja dalam berbagai kegiatan khusus dan Gereja sudah menghargai mereka sebagai miliknya. Kanon 788, §3 memberi wewenang kepada Konferensi para Uskup untuk menentukan hak-hak istimewa bagi mereka. Istilah “hak istimewa” itu penting: karena mereka belum menerima baptisan, para katekumen tidak menikmati hak di Gereja kecuali secara khusus diberikan kepada mereka. Misalnya, kanon 1183, §1 menganggap para katekumen sebagai anggota umat beriman kristiani memiliki hak untuk mendapat upacara pemakaman secara Katolik dan kanon 1170 mengizinkan para katekumen untuk menerima berkat-berkat tertentu. Namun, jika para katekumen berharap untuk masuk ke dalam pernikahan dengan orang Katolik, sebagai belum dibaptis, mereka harus meminta dispensasi dari halangan beda agama (disparitas cultus).

Masa Katekumenat dapat memberikan makna yang mendalam, tidak hanya bagi para katekumen itu sendiri, tetapi juga bagi komunitas Gereja Partikular. Orang-orang Kristen memberikan teladan dalam menghayati iman, harapan, dan kasih bagi para katekumen; para katekumen beserta keinginan mereka yang meminta bergabung secara penuh ke dalam Gereja mendorong umat beriman untuk semakin membangkitkan dan mengaktifkan iman mereka sendiri.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Filsafat Pengetahuan dalam Kehidupan Sehari-hari

              Filsafat pengetahuan adalah satu dari beberapa cabang ilmu filsafat yang secara lebih mendalam membahas tentang manusia dan ...